Senin, 25 Oktober 2010

Anak Jalanan juga manusia

Hmnnn…Negara Indonesia tidak perah lepas dari yang namanya MASALAH SOSIAL, belum lagi kelar masalah century, udah datang masalah penulis george tentang GURITA CIKEAS, udah datang lagi masalah antasari azhar yang dengar-dengar di vonis hukuman mati, udah datang lagi masalah si Baikuni alias babe sang sodomi mayat dan tukang jagal, udah datang lagi masalah sindikat pembobol uang lewat ATM, eh.. sekarang ini masalah yang sedang-sedang hot nya mengenai anak jalanan.

Mengenai anak jalanan ini, memang sudah sebuah realita yang lama sekali terjadi sampai sekarang, menurut akal sehatku, ini terjadi jelas-jelas karna faktor KEMALASAN YANG TURUN TEMURUN, alasannya :

  1. Karena rasa malas ini, orang – orang banyak berharap datangnya hibah dari orang lain
  2. Kalau orang tuanya saja sudah malas bekerja, maka otomatis faktor malas ini akan turun juga ke anak cucunya
  3. Karena malas inilah, orang tua tidak bisa mendapatkan ekonomi yang cukup dan tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya untuk meraih ilmu dan pengetahuan, walaupun pemerintah sudah membuat dana bantuan BOS
  4. Kalau keluarganya sudah malas-masalan, anak-anak tidak mempunyai ilmu dan pengetahuan, maka susah untuk mendapatkan kehidupan yang layak terkecuali mau bekerja keras mencari nafkah
  5. Karena faktor malas dari orang tua yang turun temurun ke anak cucu, maka si orang tuapun meng-iya-kan kalau anak-anaknya turun kejalan dan berkeliaran dijalanan gak jelas, dan orang tua jelas tidak ada rasa tanggung jawab terhadap kehidupan anak-anaknya
  6. Ada juga pengaruh kurangnya pengetahuan akan re-generasi, maksudku adalah jika perekonomian keluarga pas-pasan, janganlah pula “cetak” anak dengan seenak upilnya tanpa memperhitungkan kehidupan yang layak bagi anak-anaknya nanti
  7. Dan kesemuanya ini hanya ada beberapa alasan yang menurut aku pribadi adalah KONYOL : saya tidak ada pengetahuan pak untuk kerja kantoran, saya tidak punya skill, hidup saya susah mana mungkin saya bersekolah

-00-

Lihatlah jeleknya potret anak-anak jalanan dibawah ini :

Inilah akibat tidak adanya tanggung jawab dari orang tua

Inilah akibat hilangnya tanggung jawab dari orang tua

dan anak-anakpun dijadikan objek eksploitasi pencari nafkah oleh  oknum-oknum tidak jelas termasuk orang tuanya sendiri

dan anak-anakpun dijadikan objek eksploitasi pencari nafkah oleh oknum-oknum tidak jelas termasuk orang tuanya sendiri

akibatnya terkesan menjadi sampah masyarakat dan jeleknya suasana  kota karena anak jalanan

akibatnya terkesan menjadi sampah masyarakat dan jeleknya suasana kota karena anak jalanan


Well, tadi malam (24 januari 2010 pukul 12an malam) aku nonton acara metrotv yang menyiarkan masalah anak jalanan, dimana siarang ini adalah live dari grogol-jakarta barat dan berlokasi di tempat main playstation (PS). Ada 1 bocah kecil yang diwawancara disana dan mirisnya setelah interviewer menanyakan “ibu kamu dimana ?“, si bocah itu menjawab “ibu saya sedang masak“, lalu si interviewer ini lanjut bertanya “ibu kamu masak dirumah ??, rumahnya dimana ??“, dengan polosnya sibocah itu menjawab lagi “ibu saya lagi masak dirumah, di semarang“, buseeeeet dagh, ibunya disemarang dan sibocah itu lagi di grogol main Playstation bersama anak-anak jalanan lainnya.

Disitu jelas bahwa tanggung jawab dari orang tua sangatlah kurang dan aku pribadi merasa tidak ada sama sekali (tanggung jawab orang tua,red).

Hmnnn… :-?

Aku pribadi bukanlah seorang pengusaha sukses, bukanlah konglomerat, bukan seorang pakar pengamat masalah sosial, bukan pula pakar pengamat ekonomi, disini aku hanya memberikan apa yang ada dalam pikiranku, correct me if i`m wrong mengenai pendapat-pendapatku.

-00-

Nah, klo menurutku pribadi, ada beberapa solusi untuk mengatasi peningkatan jumlah anak jalanan, yaitu :

  1. Perlu ada sosialisasi bagaimana meningkatkan pendapatan rumah tangga terhadap para orang tua yang perekonomiannya “minim”, jangan hanya maraknya sosialisasi bisnis internet yang saat ini sudha menjamur dimana-mana
  2. Monitor program DANA BANTUAN BOS, jangan sampai ada oknum-oknum tertentu yang manfaatkan hal ini, sehingga anak-anak kurang mampu bisa bersekolah dan mendapatkan skill untuk masa depannya
  3. Maunya bagi orang tua yang perekonomian yang “minim” sadar akan masalah keturunan, jangan asal “cetak” anak sesuka upilnya, sadarlah akan masa depan sianak dalam keluarga tersebut jika anggota keluarga yang harus dibiayai dengan ekonomi kecil pasti tidak akan bisa
  4. Bagi anak jalanan yang saat ini sudah banyak berkeliaran dijalan-jalan, maunya pemerintah dan pengusaha bersama – sama, membuat semacam rumah singgah gitu, dan berilah keterampilan kerja disana, kasih sosialisasi tentang cari duit yang bagus dan bermoral baik, ntah itu sosial kerajinan tangan, kasih skill komputer, dsb
Banyak kok orang – orang sukses yang duitnya bingung ntah mau dikemanain, banyak konglomerat gak jelas yang masih egois dan selalu mengkorek-korek duit terus, malah mirisnya banyak para pejabat yang korupsi gak jelas, maunya kita saling berbagi satu sama lain, lihat orang disekitar kita, jangan egois, kalau ada sedikit padamu makanan, berilah sebagian dari sedikit makanan itu kepada orang disekitarmu, kalau kita semua senang, pasti kondisi masyarakat kita juga akan senang dan sejahtera, tidak ada anak jalanan, semuanya jadi anak rumahan (anak – anak yang punya rumahk, tinggal dan tidur bersama keluarga masing-masing). Berbagi itu Indah kawan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar