Senin, 25 Oktober 2010

Sanggar Anak Matahari, Wadah Anak Jalanan

Seperti sekolah formal pada umumnya, sanggar Anak Matahari menjadikan kegiatan seni sebagai kegiatan ekstrakulikuler. Selain mengamen, sekarang anak binaan sanggar ini sudah mulai belajar seni akting teater, membaca menulis puisi, dan kegiatan positif lainnya.

Sanggar Anak Matahari yang kini bertempat di Kp. Pintu Air Rt.04/Rw.07 Kel. Harapan Mulya, Kec. Medan Satria, kota Bekasi, berdiri sekitar 10 tahun lalu. Berawal dari rasa keprihatinan melihat anak jalanan yang belum bisa baca dan tulis, timbul keinginan untuk melakukan suatu perubahan. Anak binaan yang tadinya hanya segelintir saja, sekarang bertambah seiring berjalannya waktu. Hingga saat ini jumlah anak binaan sanggar Anak Matahari sudah mencapai 150 anak.

Anak Jalanan Islam adalah nama awal dari sanggar ini. Nama sanggar berubah menjadi Anak matahari sejak adanya usulan dari seseorang yang ingin membuat film tentang seorang aktivis yang membawa perubahan terhadap anak jalanan. Walaupun film ini tidak jadi dibuat, pihak sanggar sempat membuat trailernya. Perubahan nama ini juga seiring dengan penambahan anak binaan yang sekarang tidak hanya berasal dari anak jalanan saja, tetapi juga dari anak sekitar lingkungan sanggar.

Menurut Nadia salah satu pengurus sanggar, konsep dasar dari sanggar ini sendiri lebih kepada pendidikan formal sekolah dan pengembangan akhlak. “Kita tidak pernah memaksa mereka, hanya memberi arahan kalau hidup itu pilihan. Kalian mau tetap di jalanan dengan hidup yang seperti itu, atau mau seperti orang lain yang bisa memiliki sesuatu. Kalau kalian mau sesuatu maka kalian harus berusaha,” ujar Nadia. Ia juga menambahkan, tadinya anak binaan sanggar Anak Matahari mengambil sekolah paket. Namun, sekarang sebagian besar masuk sekolah formal. Walaupun ada beberapa kendala pada awalnya, tapi mereka bisa mengatasinya secara perlahan.

Seperti sekolah formal pada umumnya, sanggar Anak Matahari menjadikan kegiatan seni sebagai kegiatan ekstrakulikuler. Selain mengamen, sekarang anak binaan sudah mulai belajar seni akting teater, membaca bahkan menulis puisi, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya. Satu hal yang membedakan komunitas ini dengan komunitas lainnya adalah sanggar Anak Matahari sudah sering mengikuti perlombaan. Tak jarang juga anak sanggar mendapat beasiswa, ada yang dari Dinas Sosial, Lembaga Amal Zakat, dan lainnya. Selain itu, Anak-anak binaan di sanggar ini sudah pernah rekaman lagu-lagu nasyid dalam bentuk CD.

Untuk masa mendatang, pengurus berharap anak-anak di sanggar kelak dapat membimbing anak lainnya, minimal satu anak sanggar dapat membimbing 10 anak jalanan atau dari komunitas lain supaya terpacu untuk bersekolah. Pengurus juga berharap ada relawan yang mau membantu mengajar di sanggar dari Senin-Jumat, karena untuk saat ini mereka masih kekurangan pengajar. Satu rencana yang sangat diinginkan adalah membuat antologi tentang anak jalanan, yang membedakannya mereka menginginkan antologi tersebut ditulis sendiri oleh anak-anak. “Kan belum ada tuh buku tentang anak jalanan tapi ditulis sendiri sama anak jalanan,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar